Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Teks-teks yang yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah menunjukkan bahwa langit memiliki bentuk fisik, bukan udara yang kosong. Langit memiliki pintu-pintu, sebagaimana disebutkan dalam hadits Isra' Mikraj di kitab Shahîh Al-Bukhari dan Muslim.
Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. " [QS. Adz-Dzâriyât: 47]
Ibnu Katsir berkata, "Membangun maksudnya adalah mengangkat."
Allah—Subhânahu wata`âlâ— juga berfirman (yang artinya):
· "Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya." [QS. Al-Hajj:65];
· "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang engkau lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy." [QS. Ar-Semoga Allah meridhainya`d: 2]
Teks-teks tentang masalah ini sangat banyak, tapi tentang bagaimana fisik langit, apakah transparan atau pekat, kita tidak mengetahuinya.
Adapun mengenai bagaimana pertemuan Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—dengan para nabi, Al-Hâfizh Ibnu Hajar Al-`Asqalâni—Semoga Allah merahmatinya—berkata dalam Syarh Shahîhil Bukhâri, "Pertemuan Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—dengan para nabi di langit padahal jasad mereka terkubur di bumi sering dipermasalahkan. Jawabannya adalah bahwa ruh mereka dibentuk seperti bentuk jasad mereka, atau jasad mereka memang dihadirkan untuk menemui Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—pada malam itu, sebagai bentuk pemuliaan dan penghormatan untuk beliau. Hal ini didukung oleh hadits yang diriwayatkan dari Abdurrahman ibnu Hâsyim dari Anas yang isinya: 'Dan Adam pun dibangkitkan untuk menemui beliau, lalu nabi-nabi yang lainnya (juga dibangkitkan)'. Pahamilah."
Wallâhu a`lam.